Pygmalion
hukum
pygmalion -
hukum berpikir Pygmalion dikenal sebagai orang yang
suka berpikiran positif.Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang
baik.
Sebagai contoh, Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel.
Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek
ini.” Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga,
kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi
Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk
urusan lain yang lebih perlu”.............. Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya,
Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu
kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi
buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk
tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik
dibalik perbuatan buruk orang lain......................Pada suatu hari Pygmalion
mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu
berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak
seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan,
tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap
Pygmalion,
lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada
Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah,
Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita
tercantik di seluruh negeri Yunani. Nama Pygmalion dikenang hingga kini
untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita
berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali
hasilnya betul-betul menjadi positif. Misalnya, Jika kita bersikap ramah
terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion. Pikiran kita
memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan
tergenapi, baik positif maupun negatif. Kalau kita menganggap tetangga
kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia
betul-betul menjadi judes. Kalau kita mencurigai dan menganggap anak
kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu
usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang
baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar
dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan
berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan
desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang
jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang
orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika
ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah
perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi
curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk,” atau kita mengomel,
“Ah, hadiahnya cuma barang murah.” Yang rugi dari pola pikir seperti itu
adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak
bahagia. Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati
hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati.
Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita.”
Warna
hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai. Kalau kita
memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup
menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang
terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka
atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam.
Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.
Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain.
Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan. Dampak
berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi
menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti
Pygmalion, begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only…….. ….how nice!!!!
waooo.. nice artikel
BalasHapus